Rabu, 20 Agustus 2014

HIDDEN PARADISE FROM MADURA ISLAND

     Setiap kita mengetik kata “Gili”pada situs pencarian di google, maka yang dominan muncul pada pencarian adalah tentang Gili Trawangan. Apakah hanya itu saja…? Tidak ada yang lain..?
     Bila  menambahkan beberapa kata nama pulau di belakang kata Gili seperti “Gili di Madura”, maka akan muncul pada pencarian beberapa Gili yang mungkin kurang begitu familiar di telinga khalayak umum seperti Gili Labak, Gili Lyan, maupun Gili Ketapang. Namun kali ini akan saya share tentang salah satunya, Gili Labak.
     Sebuah pulau kecil dengan luas 5 ha Terletak di sebelah timur Pulau Madura dengan titik koordinat 144o 02’ 276“ Bujur Timur dan 07o 12’ 172” Lintang Selatan yang konon dulunya warga setempat menyebutnya Pulau Tikus. Dari beberapa informasi yang berhasil dihimpun oleh penulis, asal usul nama pulau Tikus muncul karena dahulu apabila ada warga setempat yang berani menyembelih hewan kambing dan sapi, maka akan ada serangan tikus dalam jumlah besar dan bahaya lain yang mengancam keselamatan warga di pulau yang sulit air bersih ini.
     Apabila perjalanan di mulai dari kota Pahlawan, maka dibutuhkan waktu sekitar 7 jam untuk bisa menginjakkan kaki di Gili Labak dengan rincian 5 jam perjalanan darat menyusuri sisi selatan pulau Madura hingga dermaga di Kalianget dan menyeberang dengan perahu sekitar 2 jam. Bagi yang mabuk laut, disarankan membawa perlengkapan yang dibutuhkan seperti obat-obatan.
     Bagi pecinta diving dan snorkling, Gili Labak bisa menjadi salah satu perairan yang wajib dikunjungi. Dengan karakter perairan yang sangat bersahabat, ditambah jernihnya dan melimpahnya terumbu karang, lokasi ini tidak kalah dengan dengan nama besar Raja Ampat di Maluku Utara dan Gili Trawangan di pulau Lombok.








Di beberapa bagian tepian pantai akan banyak dijumpai dahan pohon yang melintang dan nampaknya mulai menjadi “identitas” dari keberadaan Gili Labak.Dan berikut adalah sedikit view tepian pantai Gili Labak yang telah saya susuri.







Puas menikmati panorama pantai Gili Labak, kurang lengkap rasanya bila tidak menyusuri sisi perkampungan kecil yang menurut salah warga hanya berjumlah tidak lebih dari 70jiwa. Mata pencaharian khas masyarakat pantai yang dominan masih tetap sebagai nelayan. Dianjurkan bagi anda apabila ingin berinteraksi dengan penduduk lokal untuk mengikutsertakan rekan yang fasih dalam berbahasa Madura. Terang saja, karena 100% warga setempat masih minim dalam kosakata bahasa Indonesia. Meski kecil dan terpencil, rumah-rumah warga Gili Labak sudah memiliki pembangkit listrik tenaga surya. Panel surya terpasang di atas genting beberapa rumah warga. Warga Gililabak sudah lama memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber energi listrik dan menikmati siaran televisi. Namun masih ada juga yang berada dalam keterbatasan ekonomi dari segi tempat tinggal.







Gili Labak, atau saya pribadi menyebutnya “Hidden Paradise of Madura Island” , salah satu destinasi yang wajib masuk dalam list lokasi yang wajib dikunjungi oleh para Traveller…